Langsung ke konten utama

Memilih Kuliah di Jakarta

OK saya memang merahasiakan nama saya dan pekerjaan saya, tetapi saya akan beritahu anda semua bahwa saya berdomisili di Jakarta dan saya sudah tinggal di sini selama hampir 8 tahun.

Dalam tulisan ini saya akan berusaha menceritakan pengalaman hidup saya mengapa bisa sampai kuliah di Jakarta kemudian cari kerja dan dapat pekerjaan sekarang.

Pertama saya akan ceritakan tentang kehidupan SMA saya. saya berasal dari SMA di sebuah kota kecil di provinsi Jawa Tengah.Meskipun saya sekolah di SMA di sebuah kota kecil, tetapi sebenarnya saya ini berasal dari daerah sekitar kota tadi. Saya lahir dan besar di sebuah kabupaten di dekat kota tadi dan saya tidak tumbuh dan besar di ibukota kabupaten, tetapi disebuah kecamatan yang kecil lagi. Jadi saya ini anak desa. Sejak kecil saya cukup berprestasi, terbukti dengan selalu masuk sepuluh besar, tetapi saya tidak terlalu pandai bergaul dan teman saya tidak banyak.Atas saran dari guru saya saat SMP, saya meneruskan sekolah di kota tetangga. menurutnya saya dengan karakter yang ambisius lebih bisa berkembang jika dididik pada lingkungan yang lebih kompetitif seperti di SMA saya ini.

Saat SMA saya masih berprestasi, tetapi tidak sebaik saat SD dan SMP yang saingannya cuma anak kampung. Di SMA saya, saya cuma bisa masuk kelas unggulan yang berarti cuma 40 besar. Meski demikian saya sangat menonjol pada pelajaran fisika, kimia, dan Matemtika.Akantetapi saya sangat tertinggal pada pelajaran olahraga. fisik saya sudah lemah dari dulu. Saya bahkan sempat menjuarai kompetisi fisika. Meski demikian saya masih sulit bergaul, teman saya sedikit yang akrab. Saya seperti anak culun yang tidak gaul. Dalam hati, saya ingin mendapat pengakuan dari golongan anak-anak gaul juga, tetapi tidak pernah berhasil. sampai akhirnya saya merasa bahwa sia-sia berusaha bergaul dengan mereka.

suatu saat di penghujung masa SMA datang senior-senior alumni dari sebuah universitas negeri di Jakarta. mereka adalah alumni-alumni yang bisa dibilang sangat menonjol pada angkatan mereka sendiri. lalu saya jadi tertarik dengan kampus satu ini karena tadi yang pertama mereka alumni-alumni gaul dan keren. alasan kedua adalah ada keterangan bahwa salah satu prodi yang ada di kampus ini adalah prodi yang sangat favorit dan sangat tinggi gengsinya.Dalam beberapa tahun tidak ada senior kami yang berhasil diterima di prodi ini. Karena ingin mendapat pengakuan dan ingin menjadi pembuktian diri saya akhirnya mendaftar di prodi tersebut. setelah beberapa kali tes karena tidak diterima akhirnya saya diterima juga meski harus menunggu satu tahun.

Saya berusaha menelaah pengalaman saya ini dan terdapat beberapa penyesalan dan rasa sukur di dalamnya.Penyesalan saya adalah pertama bagaimana saya menjatuhkan sesuatu yang sangat mempengaruhi hidup saya selanjutnya dengan hanya dua alasan yang sangat kekanak-kanakan sampai harus mengorbankan satu tahun hidup saya. kedua saya seharusnya lebih mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi kehidupan di Jakarta. Saat ini saya merasa bahwa saya sudah sangat egois pada orang tua saya karena mereka harus kerja keras untuk mendukung kebutuhan kuliah saya dahulu. Ketiga saya sebenarnya masih mempertanyakan apakah karier saya sebenarnya cocok dengan tipe kepribadian saya dengan kelebihan saya dan kekurangan saya.

rasa sukur yang saya dapat dari pilihan ini adalah pertama dengan beratnya persaingan masuk ke prodi ini sehingga mahasiswa yang kuliah dengan saya benar-benar para mahasiswa pilihan yang terbaik.saya jadi terpacu untuk terus mengejar mereka dan semangat belajar. Kedua lulusan dari kampus saya telah banyak menduduki jabatan penting sehingga ada ikatan emosional antar sesama alumni dan saya jadi mudah cari kerja. Ketiga nama almamater saya ini sanagt disegani sehingga saya langsung mendapat perhatian ketika saya menyebutkan nama almamater saya ini, tetapi menjadi masalah karena orang juga menjadi punya harapan yang sangat muluk terhadap saya dan kadang menjadi beban juga karena harapannya terlalu muluk.
evaluasi dari saya untuk pengalaman ini cukup sederhana, perkuliahan sangat menentukan hidup anda di kemudian hari, pilih lah dengan bijak. memilih prodi tidak cuma masalah gengsi, tetapi juga kecocokan dan kesempatan karier cobalah untuk lebih mempertimbangkan masalah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Humor Ternak Lele dan Sebuah Renungan

Sumber Meme Belakangan saya melihat beberapa teman saya membagikan meme atau jokes mengenai berternak lele, saya jadi bertanya-tanya kenapa kemudian humor ini jadi viral. Sebenarnya apa yang salah dengan berternak lele. Setelah mencari dan bertanya, ternyata asal dari humor ternak lele adalah dari kemudahan hal ini dilakukan. Saya sendiri kurang mencari lebih jauh tentang bagaimana lele diternakkan, tetapi menurut teman saya dari fakultas biologi menyatakan kalau lele sangat mudah diternak karena bisa memakan hampir semua jenis makanan, tahan penyakit, dan tumbuh cepat sehingga tidak butuh keahlian yang tinggi dalam menernaknya. Selain itu saya telusuri ternyata meme mengenai ternak lele mulai naik daun sesaat setelah pengumuman SBMPTN yang sebenarnya merupakan olok-olok pada mereka yang gagal seleksi agar mulai berternak lele saja, tetapi sumber lain mengatakan bahwa itu bukan olok-olok tapi penyemangat bahwa hidup bukan cuma sekolah, tetapi lebih dari itu adalah kerja sehing

About Me

Hai perkenalkan nama saya [censored] panggil saja saya Adsut. saya adalah seorang laki-laki yang masih belum menikah pada umur saya 26 tahun. saya sengaja belum menikah karena ingin mengejar karir lebih dahulu. saya rencana baru mau menikah setelah pekerjaan saya mulai slow down tidak banyak beban lagi. mengenai pekerjaan saya, saya terpaksa merahasiakan karena jumlahnya tidak banyak jadi kalau sudah tahu pekerjaan saya apa pasti akan mudah melacak saya.karena jumlahnya belum banyak di Indonesia. Jadi mohon maaf saja ya semua serba  rahasia di blog ini. isinya juga mungkin tidak penting-penting amat, cuma curhatan dan motivasi hidup saya. supaya bermanfaat saya berusaha setiap curhatan juga ada motivasi dan evaluasi diri saya supaya pembaca tidak rugi-rugi banget. jadi ada take home message nya.  Itu saja. saya menulis supaya luapan perasaan saya tidak dibendung terus nanti malah bisa jebol. yak happy blogging guys.

Pelajaran dari Kafe di Kampung

Kali ini saya akan menceritakan salah satu pengalaman saya pulang kampung setelah sekian lama dan diskusi saya bersama beberapa teman saya saat pulang kampung ini. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya saya itu kurang pandai bergaul dan teman saya saat SD dan SMP sedikit jadi kalau saya pulang kampung ya pasti nongkrong dengan orang yang itu-itu saja. Saat saya pulang kampung kemarin saya sudah keluar dari pekerjaan lama saya jadi statusnya pengangguran. Saya bisa di rumah sekitar empat bulan sebelum kembali ke Jakarta karena diterima di tempat kerja baru saya. Selama empat bulan saya bisa mengunjungi beberapa sanak saudara dan menjelajahi kampung halaman saya. sepertinya saya sudah hampir 7 tahun tidak keliling-keliling. Saat saya keliling-keliling saya memperhatikan sudah banyak fasilitas-fasilitas publik yang dulu tidak ada sekarang sudah ada atau yang dulu ada sekarang sudah lebih baik. Tempat nongkrong jadi lebih banyak, pertokoan ada di mana-mana. Dulu tidak ada toko ko