Langsung ke konten utama

Tips Mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Meskipun sudah delapan tahun yang lalu, tetapi saya masih ingat bagaimana sulitnya agar diterima di perguruan tinggi negeri apalagi kalau jurusannya favorit. Saat itu saya punya tujuan agar masuk ke sebuah PTN di Jakarta dengan jurusan yang spesifik, tetapi karena dalam hati saya juga meragukan diri saya sendiri maka saya juga mendaftar ke beberapa PTN lain, tetapi saya tidak mau masuk ke Perguruan Tinggi Swasta karena biaya yang dikeluarkan pasti sangat mahal dan orang tua saya mengatakan tidak mampu kalau harus ke PTS.

Setelah mengikuti bimbingan belajar yang melelahkan, melakukan diskusi dengan senior dan teman yang sudah diterima, dan mengalami sendiri rasanya Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau UMPTN (pada zaman saya namanya SNMPTN lalu berubah jadi SBMPTN dan apalah namanya sekarang) dan penerimaan lain yang digelar oleh PTN secara mandiri saya menyimpulkan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh anda yang ingin sukses dalam UMPTN ini.

1. Ikut Bimbel
Bimbel atau Bimbingan Belajar khusus UMPTN adalah suatu keharusan. Belajar di sekolah memang akan memberimu cukup banyak ilmu untuk menjawab soal di UMPTN, tetapi anda juga harus efisien dalam menjawab soal. Artinya seperti ini, dengan materi dari sekolah anda bisa menjawa satu soal setelah berpikir 5 menit, tetapi itu tidak cukup anda harus bisa mengerjakan soal itu dalam 2 menit (alokasi waktu dibagi jumlah soal). Hal ini akan dioptimalkan saat anda mengikuti Bimbel karena pemilik Bimbel paham betul bahwa seleksi-seleksi semacam ini bukan cuma masalah siapa yang paling tahu, tetapi juga siapa yang paling efisien dalam mengerjakan soal.

Bimbel juga sudah lebih lama mengamati proses seleksi semacam ini, pengajar-pengajar mereka dilatih untuk mengajarkan tips-tips "kecil" untuk menyelesaikan soal. Misalnya soal jenis tertentu tidak perlu secara naif kamu selesaikan persamaannya, tetapi bisa kamu cari jawabannya dengan mengeliminasi pilihan jawaban yang salah. Atau dalam bahasa inggris kamu diajarkan untuk memastikan bahwa jawaban yang diminta adalah verb-ing maka verb lain bisa kamu eliminasi. Dan semacam itu.

2. Latihan Soal Sesuai Seleksi
Perlu dipahami oleh anda yang belum berpengalaman mengikuti UMPTN atau sejenisnya bahwa soal-soal dari tiap seleksi itu punya karakteristik yang berbeda jadi berlatihlah sesuai dengan seleksi yang akan dihadapi. Contoh: coba anda kumpulkan soal dari UM UGM anda pasti akan memperhatikan bahwa pada bagian fisikan tiap tahun selalu ada pertanyaan tentang fisika modern (relatifitas Eisntein dan fisika quantum) dan terkadang angka yang dipakai merupakana angka dengan koma yang panjang. contoh lainnya adalah pada UM Undip bagian bahasa inggris terdapat banyak sekali soal yang tipe soalnya mirip dengan soal TOEFL. untuk yang lain mungkin terlalu panjang jika saya diskusikan di sini jadi mungkin di lain kesempatan.

Jika anda akan belajar soal untuk SIMAK UI maka anda bisa download di sini: soal SIMAK UI dari web resmi UI

3. Konsultasi Dengan Senior yang Sudah Diterima
Sebenarnya poin ini berhubungan dengan poin nomor dua juga. Anda kadang susah jika harus menemukan satu persatu poin nomor dua. orang yang mungkin lebih ahli dari anda adalah senior yang sudah diterima jadi jangan malu-malu untuk bertanya pada mereka.

4. Pahami kelebihan dan Kekurangan Diri
Jika anda sudah sering berlatih soal UMPTN maka anda seharusnya sudah mulai memahami pelajaran mana yang jadi "tambang emas" mana yang jadi "batu sandungan anda" kerjakanlah pelajaran yang paling anda kuasai dahulu kemudian baru yang kurang anda kuasai.

Dalam mengerjakan soal juga anda sebaiknya bisa mengenali soal yang kemungkinan akan makan waktu jika anda kerjakan atau malah jelas anda sudah lupa maka tinggalkan saja. Jangan buang waktu untuk menguraikan soal sampai anda bisa menjawabnya atau anda mengingat jawabannya. Ingat tips nomor 1 EFISIEN.

5. Pantang Menyerah
Kebanyakan dari teman-teman saya dahulu lebih berorientasi pada jurusan atau prodi yang dituju ketimbang universitasnya. jadi dimana pun universitasnya tidak masalah asal prodinya spesifik yang mereka mau. Di lain sisi mereka terus saja ditolak dalam seleksi masuk. Di lain sisi semakin ke belakang seleksinya makin sedikit kuota penerimaan yang ada sehingga persaingan dikatakan makin ketat dan stress makin besar.

Meski demikian sebenarnya ada sesuatu yang belum diperhitungkan di sini. karena makin ke belakang peserta seleksi juga sebenarnya orang yang telah banyak gagal. Jadi orang-orang pintar dari seluruh Indonesia sudah diterima pada seleksi sebelumnya jadi jangan menyerah karena meskipun kuota yang diperebutkan makin sedikit, tetapi saingan anda juga  tidak sesulit sebelumnya.

Ini adalah pertarungan urat syaraf, terkadang ada juga teman saya yang seharusnya jauh lebih pintar dari saya, tetapi karena tidak tahan dengan tekanan dari proses seleksi ini mereka akhirnya memilih untuk mendaftar masuk ke PTS padahal kalau terus ikut ke seleksi PTN selanjutnya kemungkinan besar diterima.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat. silahkan klik-klik artikel saya yang lain semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

About Me

Hai perkenalkan nama saya [censored] panggil saja saya Adsut. saya adalah seorang laki-laki yang masih belum menikah pada umur saya 26 tahun. saya sengaja belum menikah karena ingin mengejar karir lebih dahulu. saya rencana baru mau menikah setelah pekerjaan saya mulai slow down tidak banyak beban lagi. mengenai pekerjaan saya, saya terpaksa merahasiakan karena jumlahnya tidak banyak jadi kalau sudah tahu pekerjaan saya apa pasti akan mudah melacak saya.karena jumlahnya belum banyak di Indonesia. Jadi mohon maaf saja ya semua serba  rahasia di blog ini. isinya juga mungkin tidak penting-penting amat, cuma curhatan dan motivasi hidup saya. supaya bermanfaat saya berusaha setiap curhatan juga ada motivasi dan evaluasi diri saya supaya pembaca tidak rugi-rugi banget. jadi ada take home message nya.  Itu saja. saya menulis supaya luapan perasaan saya tidak dibendung terus nanti malah bisa jebol. yak happy blogging guys.

Pelajaran dari Kafe di Kampung

Kali ini saya akan menceritakan salah satu pengalaman saya pulang kampung setelah sekian lama dan diskusi saya bersama beberapa teman saya saat pulang kampung ini. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya saya itu kurang pandai bergaul dan teman saya saat SD dan SMP sedikit jadi kalau saya pulang kampung ya pasti nongkrong dengan orang yang itu-itu saja. Saat saya pulang kampung kemarin saya sudah keluar dari pekerjaan lama saya jadi statusnya pengangguran. Saya bisa di rumah sekitar empat bulan sebelum kembali ke Jakarta karena diterima di tempat kerja baru saya. Selama empat bulan saya bisa mengunjungi beberapa sanak saudara dan menjelajahi kampung halaman saya. sepertinya saya sudah hampir 7 tahun tidak keliling-keliling. Saat saya keliling-keliling saya memperhatikan sudah banyak fasilitas-fasilitas publik yang dulu tidak ada sekarang sudah ada atau yang dulu ada sekarang sudah lebih baik. Tempat nongkrong jadi lebih banyak, pertokoan ada di mana-mana. Dulu tidak ada toko ko